Kamis, 30 Maret 2023

Muhammad Mahfudz at-Tarmasi (ulama tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah)

Al-Imaam Al-'Allaamah Al-Faqiih Al-Ushuuli Al-Muhaddits Al-Muqri Muhammad Mahfudz bin Abdullah bin Abdul Mannan at-Tarmasi al-Jawi al-Makki asy-Syafi'i (bahasa Arabالإمام العلامة الفقيه الاصولي المحدث المقرئ محمد محفوظ بن عبد الله بن عبد المنان الترمسي الجاوي المكي الشافعي atau lebih dikenal dengan Syekh Mahfudz at-Tarmasi (lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan pada 31 Agustus 1868 Masehi - wafat di Mekkah pada 20 Mei 1920 Masehi) adalah seorang ulama dibidang fikih, ushul fiqh, hadis dan qira'at dan juga pengajar di Masjidil Haram.

Guru-gurunya

Dia memiliki banyak guru, antara lain:

  • Syekh Musthafa al-'Afifi
  • Syekh Abu Bakar Syatha
  • Syekh Umar bin Barakat al-Buqa'i
  • Ayahnya, Syekh Abdullah at-Tarmasi
  • Syekh Muhammad al-Minsyawi
  • Syekh Ahmad az-Zawawi
  • Syekh Muhammad asy-Syirbini
  • Syekh Muhammad Amin al-Madani
  • Syekh Muhammad Sa'id Babshil
  • Syekh Muhammad Soleh Semarang
  • Dan lain sebagainya

Murid-muridnya

Dia memiliki banyak murid, antara lain:[1]

Karya tulis

Dia memiliki banyak karya tulis, antara lain:[1]

  • Is'aful Mathali' bi syarhi al-Badru al-Lami' Nazhmu Jam'u al-Jawami
  • Insyirah al-Fu`ad fi Qira`ati al-Imam Hamzah Riwayatai Khalaf wa Khallad
  • Al-Badru al-Munir fi Qira`ati al-Imam Ibnu Katsir
  • Bughyatu al-Adzkiya fi al-Bahtsi 'an Karamati al-Auliya Radhiyallahu 'Anhum
  • Ta'mimu al-Manafi' bi Qira`ati al-Imam Nafi
  • Tanwiru ash-Shadr fi Qira`ati al-Imam Abi 'Amr
  • Tahyi`atu al-Fikar bi Syarhi Alfiyati as-Siyar
  • Tsulatsiyat al-Bukhari
  • Al-Khal'ah al-Fikriyyah Syarh al-Minhah al-Khairiyyah
  • As-Saqayah al-Mardhiyyah fi Asami Kutub Ashabina asy-Syafi'iyyah
  • Inayatu al-Muftaqir fima yata'allaqu bi Sayyidina al-Khidir 'Alaihis Salam
  • Ghaniyatu ath-Thalabah bi Syarhi Nazhmi ath-Thayyibah fi al-Qira'at al-'Asyriyyah
  • Fathul Khabir bi Syari Miftah as-Siyar
  • Al-Fawa`id at-Tarmasiyyah fi Asanid al-Qira`at al-'Asyriyyah
  • Kifayatu al-Mustafid fima 'Alaa min al-Asanid
  • Al-Minhah al-Khairiyyah fi Arba'in Haditsan min Ahaditsi Khairi al-Bariyyah ﷺ
  • Manhaj Dzawi an-Nazhar fi Syarhi Manzhumati 'ilmi al-Atsar
  • Mauhibatu Dzi al-Fadhl Hasyiyah 'ala Syarh Mukhtashar Bafadhal
  • Nail al-Ma`mul bi Hasyiyati Ghayatu al-Wushul fi 'ilmi al-Ushul
  • Hasyiyah at-Turmusi 'ala Manhaj al-Qowim bi Syarhi Muqaddimah al-Hadramiyah.
(Sumber: wikipedia.org). WHD.

Rabu, 29 Maret 2023

MISTERI WANA WISATA ROWO BAYU YANG DIDUGA SEBAGAI LOKASI KKN DI DESA PENARI



Tim Telusur Padepokan Mambaul Nikmat Banyuwangi kunjungi  situs bersejarah di area Rowo Bayu desa Bayu, Songgon , Banyuwagi 2023. ( Foto: WHD). 

Muhammad Hasyim Asy'ari : Resolusi Jihad

RESOLUSI JIHAD (foto: medsos)

Resolusi Jihad adalah suatu hasil dari perenungan dan penghayatan nilai-nilai Islam kebangsaan. Tak lama setelah merdeka, Indonesia kembali mendapat teror Belanda yang ingin kembali masuk menguasai Indonesia dari tangan Jepang. Presiden Soekarno mengutus Bung Tomo untuk menghadap KH Hasyim Asy’ari untuk meminta nasehat dan pendapat bagaimana kiranya hukumnya umat Islam menghadapi ancaman tersebut.

Menanggapi hal itulah KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa yang kemudian diputuskan dalam rapat para konsul NU se-Jawa Madura. Berikut isi teks asli fatwa tersebut.

Bismillahirrochmanir Rochim

Mendengar : Bahwa di tiap-tiap Daerah di seloeroeh Djawa-Madoera ternjata betapa besarnja hasrat Oemmat Islam dan ‘Alim Oelama di tempatnja masing-masing oentoek mempertahankan dan menegakkan AGAMA, KEDAOELATAN NEGARA REPOEBLIK INDONESIA MERDEKA.

Menimbang :

a. Bahwa oentoek mempertahankan dan menegakkan Negara Repoeblik Indonesia menurut hoekoem Agama Islam, termasoek sebagai satoe kewadjiban bagi tiap-tiap orang Islam.

b. Bahwa di Indonesia ini warga negaranja adalah sebagian besar terdiri dari Oemmat Islam.

Mengingat:

1. Bahwa oleh fihak Belanda (NICA) dan Djepang jang datang dan berada di sini telah banjak sekali didjalankan kedjahatan dan kekedjaman jang menganggoe ketentraman oemoem.

2. Bahwa semoea jang dilakoekan oleh mereka itu dengan maksoed melanggar kedaoelatan Negara Repoeblik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali mendjadjah di sini maka beberapa tempat telah terdjadi pertempoeran jang mengorbankan beberapa banjak djiwa manoesia.

3. Bahwa pertempoeran2 itu sebagian besar telah dilakoekan oleh Oemmat Islam jang merasa wadjib menoeroet hoekoem Agamanja oentoek mempertahankan Kemerdekaan Negara dan Agamanja.

4. Bahwa di dalam menghadapai sekalian kedjadian2 itoe perloe mendapat perintah dan toentoenan jang njata dari Pemerintah Repoeblik Indonesia jang sesoeai dengan kedjadian terseboet.

Memoetoeskan :

1. Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Repoeblik Indonesia soepaja menentoekan soeatoe sikap dan tindakan jang njata serta sepadan terhadap oesaha2 jang akan membahajakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia teroetama terhadap fihak Belanda dan kaki tangannja.

2. Seoapaja memerintahkan melandjoetkan perdjoeangan bersifat “sabilillah” oentoek tegaknja Negara Repoeblik Indonesia Merdeka dan Agama Islam.

Soerabaja, 22 Oktober 1945

(Sumber: wikipedia.org). WHD.



KAROMAH SYAIKH NAWAWI AL BANTANI

SYAIKH NAWAWI AL BATANI  ( foto: wikipedia. Org)

Telunjuk Bersinar dan Dapat Menjadi Lampu Penerang

Pada suatu waktu di sebuah perjalanan dalam syuqduf (rumah-rumahan di punggung unta) Syekh Nawawi pernah mengarang kitab dengan menggunakan telunjuknya sebagai lampu. Hal tersebut terjadi karena tidak ada cahaya dalam syuqduf yang ia tumpangi, sementara aspirasi untuk menulis kitab tengah kencang mengisi kepalanya. Syekh Nawawi kemudian berdoa kepada Allah agar telunjuk kirinya dapat menjadi lampu, menerangi jari kanan yang akan digunakannya untuk menulis. Kitab yang kemudian lahir dengan nama Maraqi al-'Ubudiyyah syarah Matan Bidayah al-Hidayah itu harus dibayarnya dengan cacat pada jari telunjuk kiri, karena cahaya yang diberikan Allah pada telunjuk kirinya itu membawa bekas yang tidak hilang. Setelah diteliti, sang atasan kemudian menyadari bahwa makam yang digali itu bukan makam orang sembarangan. Langkah strategis lalu diambil, yaitu larangan dari pemerintah untuk membongkar makam Syekh Nawawi. Jasadnya lalu dikuburkan kembali seperti sediakala, dan hingga sekarang makam Syekh Nawawi tetap berada di Ma'la, Mekah.

Melihat Ka'bah dari Tempat Lain yang Jauh

Karamah lain Syekh Nawawi juga diperlihatkannya di saat ia mengunjungi Masjid PekojanJakarta. Masjid yang dibangun oleh Sayyid Utsman bin 'Agil bin Yahya al-'Alawi (mufti Betawi keturunan Rasulullah ﷺ) itu ternyata memiliki kiblat yang salah. Padahal yang menentukan kiblat bagi mesjid itu adalah Sayyid Utsman sendiri.

Tak ayal, saat Syekh Nawawi yang dianggapnya hanya seorang anak remaja tak dikenal menyalahkan penentuan kiblat, Sayyid Utsman sangat terkejut. Diskusipun terjadi antara keduanya, Sayyid Utsmân tetap berpendirian bahwa kiblat Mesjid Pekojan tersebut sudah benar, sementara Syekh Nawawi remaja berpendapat arah kiblat haruslah dibetulkan. Saat kesepakatan tidak bisa diraih karena masing-masing mempertahankan pendapatnya dengan keras, Syekh Nawawi remaja menarik lengan baju Sayyid Utsmân dan dirapatkan tubuhnya agar bisa saling mendekat, kemudian berkata:

Sayyid Utsman termangu. Ka'bah yang ia lihat dengan mengikuti telunjuk Syekh Nawawi remaja memang terlihat jelas. Sayyid Utsman merasa takjub dan menyadari bahwa remaja yang bertubuh kecil di hadapannya itu telah dikaruniai kemuliaan, yakni terbukanya nur basyariyyah. Yang dengan karamah itu, di manapun dia berada Ka'bah akan tetap terlihat. Dengan penuh hormat Sayyid Utsman langsung memeluk tubuh kecil Syekh Nawawi. Sampai saat ini di Masjid Pekojan akan terlihat kiblat digeser dan tidak sesuai aslinya.

Jasad yang Tetap Utuh

Telah menjadi kebijakan Pemerintah Arab Saudi bahwa orang yang telah dikubur selama setahun kuburannya harus digali. Tulang belulang si mayat kemudian diambil dan disatukan dengan tulang belulang mayat lainnya. Selanjutnya semua tulang itu dikuburkan di tempat lain di luar kota dan lubang kubur yang dibongkar dibiarkan tetap terbuka hingga datang jenazah berikutnya terus silih berganti. Kebijakan tersebut dijalankan tanpa pandang bulu hingga menimpa pula pada makam Syekh Nawawi. Setelah kuburnya genap berusia satu tahun, datanglah petugas dari pemerintah kota untuk menggali kuburnya. Tetapi yang terjadi adalah hal yang tak lazim. Para petugas kuburan itu tak menemukan tulang belulang seperti biasanya, yang mereka temukan adalah satu jasad yang masih utuh. Tidak kurang satu apapun, tidak lecet dan tidak ada tanda-tanda pembusukan seperti lazimnya jenazah yang telah lama dikubur. Bahkan kain kafan penutup jasad Syekh Nawawi tidak sobek dan tidak lapuk sedikitpun.

Terang saja kejadian tersebut mengejutkan para petugas. Mereka lari berhamburan mendatangi atasannya dan menceritakan apa yang telah terjadi. Setelah diteliti, sang atasan kemudian menyadari bahwa makam yang digali itu bukan makam orang sembarangan. Langkah strategis lalu diambil, yaitu larangan dari pemerintah untuk membongkar makam Syekh Nawawi. Jasadnya lalu dikuburkan kembali seperti sediakala, dan hingga sekarang makam Syekh Nawawi tetap berada di Ma'la, Mekah.

Shalat di Dalam Mulut Ular Besar

Suatu hari ketika dalam perjalanan, Syekh Nawawi istirahat di sebuah tempat untuk azan kemudian salat. Setelah ia azan ternyata tidak ada orang yang datang, akhirnya ia qamat lalu salat sendirian. Usai shalat Syekh Nawawi kembali melanjutkan perjalanan, tapi ketika menengok ke belakang, ternyata ada seekor ular raksasa dan mulutnya sedang menganga. Akhirnya ia tersadar bahwa ternyata ia salat di dalam mulut ular yang sangat besar itu.

Menghasilkan Karya-karya yang Fenomenal

Karamah Syekh Nawawi yang paling tinggi dapat dirasakan ketika membuka lembar demi lembar Tafsir Munir yang ia karang. Kitab Tafsir fenomenal tersebut menerangi jalan siapa saja yang ingin memahami firman Allah. Begitu juga dari kalimat-kalimat lugas kitab fiqih, Kasyifah al-Saja yang menerangkan syariat. Dan ratusan hikmah di dalam kitab Nashaih al-'Ibâd. Serta ratusan kitab lainnya yang akan terus menyirami umat dengan cahaya abadi dari buah tangan Syekh Nawawi al-Bantani. ( Sumber: wikipedia.org)



KEINDAHAN PANTAI SUKOJATI BANYUWANGI

Pantai Sukojati Banyuwangi dengan pemandangan  pulau Bali Rabo 29 Maret 2029. Tampak pengunjung yang memancing ikan. (WHD)

Selasa, 28 Maret 2023

BUNYI AYAM JANTAN

Anak anak menonton ayam yang lagi bertarung ( foto: sumber metsos)

Banyuwangi: Belajar dari bunyi Ayam adalah salah satu hewan yg menarik untuk di pelajari makna dari bunyinya.

Kalau bunyi Ayam jantan ia berkokok menunjukkan simbol kejantanan dan keberaniannya. Sementara bunyi Ayam betina dengan suara berkotek, menunjukkan sifat kelembutan dan feminimnya (WHD).

Senin, 27 Maret 2023

HUJAN DERAS, ANGIN KENCANG DISERTAI PETIR TERJADI DI WILAYAH KECAMATAN SINGOJURUH BANYUWANGI

Wilayah Kecamatan Singojuruh Kab. Banyuwangi, Senin 27 Maret 2023

Banyuwangi: HATI HATI DAN WASPADA BAGI PENGENDARA YANG MENUJU ARAH  WILAYAH  KECAMATAN SINGOJURUH DAN SEKITARNYA, TERJADI HUJAN DERAS DISERTAI ANGIN KENCANG DAN  PETIR SEJAK PUKUL: 15: 05 WIB - KINI. SENIN SORE, 27 MARET 2023 ( WHD).

TEFA OTOMOTIF SMK NURUT TAQWA BERIKAN LAYANAN JASA SERVICE.

TEFA Otomotif memberikan pelayanan prima pada Masyarakat Umum. Sabtu, 5/8/2023. Stand TEFA  Otomotif di ...